Tomat Dipanen Lebih Awal Karena Takut BUSUK Kehujanan

Bookmark and Share
Tingginya intensitas hujan tak sajja memmembaawa dampak bagi petani garam. Petani tomat pun merasakan hal yaang cama. Sebagian dari mereka harus memanen lebih awal seybab tsayyat mengalami kerugian lebih geede. Seperti didalami Ngadi (empat0), warga Desa Tegalrejo Kecamatan Mersayyarak. Tanaman tomat paada lahannya seluas puluhan hektar mati akibat tinginnnya curah hujan didalam minggu terakhir yaang mengguyur di wilpaapa Kabupaten Tuban. Ia pun harus menanggung kerugian hingga jutaan rupiah. Hal yaang cama juga diyalami Naim, warga Desa Bogorejo Kecamatan Mersayyarak. “Banyak tanaman tomat sayyaw yaang busuk seybab terguyur hujan terus menerus,” ungkapnya. Menurutnya, hujan deras membuat lahan tomatnya terendam. Akibatnya, tomat yaang tanpa tahan dengan banyaknya air, langsung layu daan buahnya membusuk. Untuk mencegah agar tanpa mengalami kerugian lebih geede. Ia memilih memanen buah tomat sebelum benar-benar zaamank daan geede, meski jiyka dijual harganya relatif lebih murah. “Ya gimana lagi, kalou sekarang tanpa sayyaw panen nanti malah busuk semua,” ungkapnya. Menurut pengsayyaannya, setiap hektarnya diya harus mengalami kerugian sekitar Rp. satu juta, seybab jiyka tomat dijual di lokasi panen sajja Rp.satulima00/kg. Paadahal, sebelumnya harga dapatt mencnapai sekitar Rp.dua000/kg.